Bisnis
ternak memang menjanjikan. Selama permintaan protein hewani masih
tinggi, selama itu pula ternak hewan akan selalu memiliki peluang.
Meskipun ternak kambing bukanlah prioritas pemerintah dalam swasembada
daging 2014, usaha yang satu ini tetap menarik untuk dilirik.
Para
petani dan masyarakat sudah sejak lama beternak kambing sebagai usaha
sampingan atau sumber tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil
produksinya (baik daging, susu, kotoran, maupun kulitnya) relatif mudah.
Harga daging kambing memang tidak semahal daging sapi, tetapi
perawatannya manajemen budidaya ternak kambing jauh lebih sederhana
daripada ternak sapi. Selain itu, modal ternak kambing juga jauh lebih
murah dari segi bibit, pakan ternak, dan biaya kesehatan. Sangat jarang
kita temukan adanya peternak kambing di Indonesia yang merugi.
Kambing
menjadi pilihan usaha ternak yang menjanjikan karena keunggulan yang
dimiliki ternak tersebut. Menurut Sudono, ada beberapa keuntungan dalam
memelihara ternak kambing:
-Lahan untuk memelihara ternak kambing tidak terlalu luas.
-Kambing mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lingkungan, sehingga mudah dikembangbiakan di dataran tinggi, dataran rendah, bahkan di daerah kering dengan sumber makanan kasar sekalipun.
-Usia perkembangbiakan kambing cepat. Kambing sudah mulai beranak pada usia 1,5 tahun dan dapat menghasilkan anak 3 kali dalam dua tahun. Setiap kali beranak dapat lahir 2 ekor kambing.
-Investasi yang dibutuhkan untuk beternak kambing lebih kecil daripada ternak besar seperti sapi perah.
Bisnis
ternak kambing dapat digolongkan menjadi 2 (dua): ternak kambing potong
dan ternak kambing perah. Kambing potong memiliki jenis yang beragam,
seperti kambing kacang, PE (peranakan etawa), boer, kambing garut,
kambing jawa, dan gibas. Sementara jenis-jenis kambing perah adalah
Etawa, Saanen, Toggenburg, Anglo Nubian, Nubian, French Alpine, British
Alpine, Damaskus, Beekal, dan Barbari. Di Indonesia, yang paling banyak
dicari dan dipelihara adalah kambing etawa.
Produk
yang bisa dijual dari ternak kambing cukup beragam. Selain daging, ada
juga produk sampingan seperti kotoran kambing yang bisa dijual sebagai
pupuk kandang. Susu kambing juga memiliki potensi jual. Asal tahu saja,
susu kambing mengandung kadar protein dan lemak yang lebih tinggi
daripada susu sapi. Kulit kambing juga dapat diambil untuk kebutuhan
industri. Bisnis lain dari ternak kambing adalah jual beli anak kambing.
Dalam
beternak kambing, setidaknya ada 5 faktor produksi yang harus
diperhatikan, yakni: bibit, kandang, pakan, tenaga kerja, dan biaya
kesehatan ternak. Perhitungan laba rugi ternak kambing dapat dianalisa
dengan menghitung kelima faktor produksi tersebut. Secara perhitungan
angka-angka bisnis ternak kambing dapat dirinci sebagai berikut:
3 kg konsentrat = 3 ons bungkil + 1 ons mineral + 2,6 kg dedak
Modal per 10 ekor kambing:
Bibit (anak kambing) = Rp 2.000.000/ 10 ekor
Kandang dan peralatannya = Rp. 3.000.000 (kandang kambing sederhana)
Pakan hijauan = Rp 60.000/ bulan
Pakan konsentrat = Rp. 120.000/ bulan
Upah tenaga kerja = Rp. 600.000/ bulan
Total pengeluaran bulan pertama= Rp. 5.780.000
Total pengeluaran 8 bulan berikutnya = 8 x 780.000 = 6.240.000
Total pengeluaran selama 9 bulan = Rp. 12.020.000
Harga jual kambing saat ini = Rp. 1.300.000 (harga minimal kambing dewasa umur 9 bulan)
Pendapatan dari penjualan kambing = 10 x Rp. 1.300.000 = Rp.13.000.000
Keuntungan yang didapat di periode I= Rp. 980.000 (hanya dari penjualan kambing dewasa)
Dari perhitungan sederhana di atas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
-Dengan memelihara 10 kambing, seorang peternak dapat memperoleh laba sebesar Rp 980.000 / 9 bulan.
-Pendapatan tersebut dihitung dengan asumsi tidak mendapatkan anak kambing dari peternakan tersebut (asumsi ini jarang berlaku, karena umumnya 1 ekor kambing betina dewasa beranak minimal 1 ekor/tahun).
-Pada periode berikutnya, modal biasanya berkurang karena biaya kandang tidak dikeluarkan lagi.
-Analisa di atas belum termasuk pendapatan dari produk lain seperti kotoran kambing dan anak kambing.
-Beberapa faktor produksi dapat diminimalisir, seperti biaya tenaga kerja (jika pekerjanya adalah Anda sendiri, maka biaya tenaga kerja dapat dihilangkan).
Bagaimana, tertarik dengan usaha ternak kambing?
Selamat mencoba dan berusaha!
Posting Komentar